Sabtu, 10 Desember 2011

2 Menit Saja......

Desember 2009,




Aku berada di sebuah ruangan bercat putih dengan tempat tidur di sisi kirinya. Aku berada di antara ratusan macam obat yang ada di rak lemari sebelah kananku.Aku berada di ruangan,sebuah ruangan tempat praktek dr. Sifa,dokter pribadiku yang sudah menanganiku sejak sebuah penyakit menyerangku. dr.Sifa pulalah yang meramalkan,aku hanya bisa bertahan hidup 5 tahun saja.




Hanya 5 tahunlah sisa hidupku. 5 tahun yang harus ku buat seindah mungkin,aku tidak mau kalah dengan kanker paru-paru ku ini. Kanker yg mulai menyerangku sejak 2008 lalu. Dan tak ada 1 pun orang terdekatku yang mengetahui hal ini,termasuk orang tuaku sendiri. Aku memang tak mau menambah beban pikiran orang-orang yang ku sayangi,termasuk Ana,pacarku yang setia menemaniku selama setahun terakhir ini.


Ana memang selalu curiga dengan kondisi fisikku yang sering sakit,tapi..aku selalu saja mendapatkan alasan untuk menutupi apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhku ini. Ya,memang ku akui,hanya Ana lah yang selalu sabar dan mengerti bila rasa sakit sudah menyerangku. Ana,selalu saja datang merawatku jika aku sakit,aku yang hidup sendirian di kota Metropolitan ini.


Ana adalah seorang wanita sederhana,berparas cantik yang menurutku,aku selalu mendapat keteduhan dan ketenangan bila ku tatap mata Ana. Hari-hari yang ku lalui bersama Ana adalah sebuah hari yang tak mungkin aku lupakan sepanjang sisa hidupku. Ana adalah wanita terakhir yang mengisi sisa-sisa hariku dalam bernafas.
Dan aku tak ingin membuatnya sedih karena penyakitku ini.


Desember 2010,


Pada saat sedang bekerja,tiba-tiba ku merasakan sakit yang hebat dan membuatku harus dibawa ke rumah sakit tempat dr.Sifa praktek. Aku pun bersyukur memiliki teman-teman kantor yang dengan sigap langsung mengantarku ke  rumah sakit. dr.Sifa dengan telaten merawatku,segala hal ia lakukan untuk mengobati penyakitku. Dan,setelah ku siuman dari pingsan selama 2 hari,dr.Sifa pun mengajakku berbicara mengenai penyakitku ini.


Mulanya,dr.Sifa menjelaskan dengan sederhana,bahwa sel kanker ku semakin merajai tubuhku ini. Namun,yang benar-benar membuatku terkejut adalah,ia meramalkan bahwa hidupku hanya tinggal 2 bulan lagi. Saat itu,aku merasa,tidak perlu menunggu selama 2 bulan,karena aku akan sulit menjelaskan kepada semua orang tentang penyakitku,terutama kepada orangtuaku dan Ana.


Aku pun meminta kepada dr.Sifa utk tidak memberitahukan hal ini kepada Ana,kecuali kepada orang tuaku,aku telah mengabarkan tentang penyakitku ini dan mereka pun telah menyusulku ke kota untuk merawatku. Aku pun memohon agar orang tuaku tak menceritakan hal ini kepada Ana.Aku pun sulit untuk menceritakan kepada Ana,aku tidak tahu harus memulai cerita dari mana kepada Ana.


Ana dengan telaten selalu menjengukku di rumah sakit. Dan Ana pun tak henti-hentinya memintaku bercerita sebenarnya penyakit apa yang menyerangku namun,aku selalu berhasil menenangkan Ana sehingga ia tidak lagi terlihat sangat khawatir.Aku tetap tidak tega untuk bercerita kepada Ana,wanita yang sangat ku sayangi.


Setelah kurenungkan,akhirnya ku putuskan untuk menulis sebuah surat kepada Ana,dan meminta orang tuaku memberikan kepada Ana di saat aku benar-benar sudah tiada. Di surat itulah aku akan menceritakan semua hal kepada Ana.




Sayang,
betapa bahagia nya aku di kala setahun lalu,kau terima cintaku. Saat itu,ingin rasanya aku umumkan ke seluruh dunia,bahwa aku telah berhasil mendapatkan kamu,wanita idamanku. Saat itu,mungkin itulah hal terindah yang aku rasakan dalam satu tahun terakhir ini. Setahun ini,adalah setahun terindah yang ada di dalam hidupku,lebih tepatnya,di sisa hidupku.


Kamu inget ga sayang,aku selalu berkata "Kamulah wanita terakhir dalam hidupku" ? aku memang berkata seperti itu bukan untuk tujuan gombal,tetapi memang kamulah wanita terakhir yang ada di dalam hidupku,di sisa hidupku. Kamu mungkin heran kenapa aku selalu menulis "di sisa hidupku" tapi aku tak akan biarkan km heran sayang,aku akan menjelaskannya.


Tepat tahun 2008 lalu,saat bekerja,aku tiba-tiba merasakan sakit hebat di sekitar paru-paruku,lalu dengan teman kantorku,aku dilarikan ke rumah sakit. Dan setelah di diagnosa dr.Sifa,aku mengidap kanker paru-paru. Dan pada saat itu,dr.Sifa meramalkan hidupku tinggal 5 tahun lagi. Aku tak tahu harus bilang apa sama ke dua orangtuaku dan saat kita jadian,aku tak tahu harus bercerita apa sama kamu.


Bagiku,5 tahun itu cukup untuk membentuk sebuah keluarga denganmu,mendapatkan anak-anak yang lucu,aku sudah membayangkan keluarga bahagia denganmu. Namun ternyata,Tuhan berencana lain dalam hidupku,5 tahun itu dipersingkat Tuhan menjadi hanya 2 bulan saja.


Sayang,aku minta maaf atas semua kesalahanku padamu selama 1 tahun ini,aku minta maaf karena aku tidak berani menceritakan hal ini kepadamu,aku tidak berani omong langsung padamu dikarenakan aku tidak ingin melihat wajah sedihmu,aku tidak sampai hati jika melihatmu menangis didepanku sayang.


Sayang,pada saat kamu membaca surat ini,aku sudah berada di alam yang berbeda,namun satu hal yang dapat ku pastikan,kamulah cinta terakhir dalam hidupku. Walaupun semua impianku bersamamu belum dapat terwujud,namun aku merasa Tuhan cukup adil,disaat DIA memberiku penyakit ini,disaat yang sama pula Tuhan memberikanmu sebagai pasanganku.


Sayang,simpanlah surat ini jika memang engkau memaafkanku,aku akan selalu menjagamu dari duniaku sayang,aku pun akan memohon pada Tuhan agar Tuhan memberikanmu seorang pasangan yang lebih baik lagi dariku,agar engkau dapat merasakan kebahagiaan yang sempat hilang dariku.


Sayang,aku tak tahu kenapa saat aku bersamamu,di saat itu pulalah,aku mengidap penyakit ini. Mungkin Tuhan ingin menguji cinta kita. Entahlah sayang,aku tak mengerti apa rencana Tuhan dibalik penyakitku dan hubungan kita. Aku hanya berharap,kamu dapat melepasku dengan ikhlas agar jalanku menuju alam baka dapat berjalan mulus.


Sayang,seandainya Tuhan memberikanku setidaknya 2 menit saja waktuku sebelum ajalku menjemput,2 menitku itu akan aku gunakan untuk mengucapkan "Aku Sayang Kamu" , "Kamulah wanita terindah dalam hidupku". Aku akan mengucapkannya berulang - ulang sampai waktu 2 menitku habis. Aku hanya ingin kamu tahu,bahwa kamulah wanita yang terakhir dalam hidupku,sampai ajalku menjemput.




Honey, if GOD give me a second chance to life,i will use it to make you happy,i will use my time to say "I really Love you until the end of my time". Kamulah Belahan Jiwaku.




Created By : Penulis Imajinasi





PERHATIAN!! Jika anda ingin mempublikasikan kembali cerita ini,harap mohon menyertakan link artikel saya ini dibawah postingan anda. Terimakasih atas perhatiannya.


Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian dan alur cerita, itu hanyalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.