Rabu, 01 Februari 2017

Amplop Merah Jambu.



Alarm berbunyi, pukul 6 pagi. Sinta bergegas, "telat!" begitu di pikiran Sinta! Yah, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan semester. Sinta sudah sangat merindukan suasana sekolah, merindukan bagaimana konyolnya Nina, lemotnya Febri dan tomboinya Susan. 

"Sintaaaa!" teriak Nina.
"Hi Nin..udah datang aja!" celetuk Sinta.
"Ya iyalah, udah mau jam 7 kaleee, lunya aja yang telat, hahahaha...!" balas Nina sembari menepuk bahu Sinta.
"Eh, Susan sama Febri dimana?" tanya Sinta
"Ada tuh! mereka udah duluan masuk kelas! Ke kelas yuk!" jawab Nina sambil menarik tangan Sinta.

Di kelas, ke 4 sahabat sejak SMP ini pun bercanda dan bergosip seperti biasanya. Semua mata pelajaran di ikuti dengan baik oleh ke 3 orang sahabatnya tapi tidak bagi sinta. Sejak Andrew, anak baru yang masuk di sekolah itu pertengahan semester, sinta seperti teralihkan pandangannya dari guru yang menerangkan di depan kelas. Dengan diam-diam, ia selalu menolehkan pandangannya pada Andrew, yang duduk tidak jauh dari bangku Sinta. Andrew sebenarnya menyadari bahwa sekarang dia sudah punya pengagum tetap namun dia memilih untuk tetap fokus kepada penjelasan guru.

Tidak terasa jam pelajaran pun telah usai, waktunya pulang! Tidak ada aktifitas lagi selain sekolah bagi Sinta, sehingga dia pun segera pulang karena bila tidak, mamanya pasti "nyanyi" alias ngomel jika anak semata wayangnya telat pulang sekolah. Saat sedang tiduran di kamar, tiba-tiba hape Sinta bergetar, sinta mengecek handphonenya, ada SMS dari nomor yang tidak terdaftar di hapenya.

"Siapa ya?" begitu di benak Sinta. Tanpa menunggu lama, dia membuka SMS itu dan ternyata isinya hampir membuat Sinta loncat kegirangan.

New Messages
+62856728xxxxx
"Hi Sinta, ini Andrew teman sekelas kamu. Aku dapat no.handphone kamu dari Susan. lagi ngapain sin?"

Rasa campur aduk ada di hati Sinta, antara senang, gugup tapi bete juga sama susan yang sudah kasih no.hp dia tanpa ijin. Setelah menyimpan nomornya Andrew ke dalam kontak HP nya, barulah ia membalas pesan Andrew.

"Eh, Hi Andrew. Wah, dasar si susan yah, gak bilang sama aku kalau dia kasih no.hp aku. Aku gak lagi ngapa-ngapain kok drew, lagi santai-santai aja..hehe.."

Dengan segera dia mengirim pesan itu pada Andrew. Tidak perlu menunggu lama, hapenya kembali bergetar. 

"1 SMS Baru" begitu tertera di layar hape Sinta.

Dia membuka hape dan membaca isinya: 

Messages
Andrew Hadijaya
"hahahaa..jangan marah ya sin sama susan, aku yang melarang dia kasih tahu kamu, ya maksudnya biar surprise aja gitu sin,hehehe.."

"Wah, gitu yaa kamu ndrew, main rahasia-rahasiaan, aku gak di kasih tahu! huh! kamu lagi ngapain drew?" dengan segera dia membalas pesan Andrew.

Messages
Andrew Hadijaya
"Aku lagi siap-siap mau main basket sama teman-temanku sin, nanti kita sambung lagi ya.. bye!" 
Itulah isi sms andrew sebelum ia berangkat ke lapangan basket menemui teman-temannya. Dan obrolan yang tertunda pada sore itu mereka lanjutkan malam harinya sampai larut malam.

Keesokan paginya
tit...tit..tit..tit..tit..  suara alarm membangunkan Sinta! sama seperti hari-hari sebelumnya, ia selalu hampir telat masuk ke sekolah. Selama hampir 3 tahun masa SMAnya, dia tidak pernah telat sekalipun, hanya hampir telat saja. Tetapi, ada yang beda hari ini, dia bertemu dengan Andrew di depan gerbang sekolah, mereka berdua sama-sama hampir telat.

Andrew tersenyum melihat Sinta yang sedang lari-lari menuju gerbang dimana Andrew sudah menantinya. Sinta sedikit heran kenapa Andrew hari ini datangnya siang, padahal sebelumnya dia selalu datang lebih pagi. Namun keheranan itu ditepisnya karena justru dia senang, dia bisa masuk gerbang sekolah barengan dengan cowok yang selama ini ditaksirnya.

Sejak kejadian sms tersebut, Andrew dan Sinta semakin dekat saja. Bahkan seisi kelas dan para guru mengira mereka berdua berpacaran, karena selalu berdua kemana-mana. Sebenarnya Andrew sangat suka pada Sinta, namun dia tidak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya, begitu juga sebaliknya Sinta, hanya berani memendam rasa karena gengsinya lebih besar daripada rasa sukanya pada Andrew.

Hari-hari yang mereka berdua lalui terasa sangat cepat dan tanpa terasa sudah mendekati bulannya UAS alias sebentar lagi mereka akan lulus dari SMA. Baik Andrew maupun Sinta sama-sama masih memendam rasa, tidak ada yang berani mengungkapkan terlebih dahulu. Hingga sampai hari terakhir UAS, Sinta mendapati sepucuk surat di meja belajarnya. Sebuah surat yang tertutup amplop merah jambu yang manis. 

"Ahh, nanti sajalah ku baca, setelah selesai UAS!" begitulah yang ada di pikiran Sinta. Dan ia pun fokus mengikuti ujian pada hari itu. Sesampainya dirumah, sinta penasaran dengan isi surat itu, dia membuka amplop merah jambu dan menemukan tulisan yang berbunyi.

"Aku Suka Kamu!" 
Andrew.

3 kata yang membuat Sinta lompat kegirangan. Sinta sangat senang sekali membaca surat itu walaupun isinya hanya 3 kata saja. Perasaannya terbang melayang. Dengan segera dia mengambil hapenya dan berniat untuk sms Andrew.

"Aku juga suka kamu!" Sinta dengan cepat mengirimkan sms itu kepada Andrew. Balasan menyenangkan pun segera diterima oleh Sinta. Sinta merasa lega karena ternyata rasa sukanya pada Andrew tidak bertepuk sebelah tangan. Amplop berwarna merah jambu itu pun ia peluk erat tanda hatinya sedang berbunga-bunga dan disimpan dengan rapi di kotak rahasianya sinta.

Sebuah amplop merah jambu dengan 3 kata didalamnya yang sangat berarti bagi Sinta. Sinta menganggap amplop itu sebagai hadiah dari cinta pertamanya dan akan tetap disimpan rapi sebagai barang istimewa.





Created By: Penulis Imajinasi.





Mohon sertakan alamat blog saya ini jika anda ingin mengkopi atau posting ulang cerita ini ke dalam website ataupun blog anda. Terimakasih.


Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian dan alur cerita, itu hanyalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar