Rabu, 29 Januari 2020

"New Ms. Whatever (Part 3...)"



Hi semuanya :). Apa kabar di tahun yang baru ini ? Semoga bahagia selalu dan sehat selalu ya, amiin.. :)

Oh yaa, masih inget kan sama gue ? Gue Ray, pacar Sandra ehh mantan deng :p Di part sebelumnya kalian pasti sudah baca kalau gue sama Sandra putus kan ? Setelah putus, gue sama Sandra memang lost contact dan gue tidak tahu dia sudah punya pacar baru lagi atau tidak.

Ya semoga saja sudah punya pacar baru ya, Sandra itu cantik, pasti banyak pria yang mau jadi pacar atau bahkan suami, hehehe.. Di part ini gue bakal ceritain kisah gue setelah lepas dari Sandra (lepaass..kayak burung aja lepas dari sangkar, hahaha..)

Kenapa gue sambung jadi part ke 3 ? Karena setelah gue putus dari Sandra ehh gue ketemu lagi dengan 1 perempuan yang punya kesamaan dengan Sandra, sama-sama punya sifat "Whatever". Aneh ya bisa sama gitu? well, that's life, isn't it ? Life always suprise you :)

Sebut saja gadis ini mawar..*hah?? ini bukan acara berita woy!! hahaha..*
Nama wanita ini adalah Stefanie Tedja Kusuma biasa dipanggil Fani or Stevi. Gue ketemu sama dia sewaktu gue ditugasin dinas ke luar negeri beberapa waktu lalu untuk menghadiri 1 event. Ya semacam acara pameran gitulah yang masih berhubungan dengan kerjaan gue.

Awal kenalnya sih karena kita 1 meja gitu kan, jadi perusahaan dia sama perusahaan gue ditempatkan di 1 meja bundar besar, ya mau tidak mau kita saling say Hi dong, ya kali diem-dieman kayak suami istri lagi berantem, hahaha... Kita kenalan biasa saja bahkan terkesan kaku karena aura profesionalismenya terasa kental sekali, hehehe..

Selama acara berlangsung ya topik obrolan kita itu tidak jauh-jauh dari materi yang ada selama pameran, dan kesan pertama gue sama Stevi (begitu gue manggil dia) anaknya pintar, cerdas dan hehe..senyumnya brooo....setiap dia senyum bikin gagal fokus! Hahaha...

Hhmm..ngobrol sama dia tuh nyambung, anaknya juga lucu,humoris, jadi ya gue akuin kalau gue punya rasa ketertarikan sama dia. Setelah event selesai, gue balik ke tempat gue menginap begitu pula dengan Stevi. Sayangnya kita enggak 1 hotel tapi jaraknya berdekatan. Sebelum pisah, gue beraniin diri buat tanya no.WA nya dia dan ternyata doi sudah menulisnya di kertas memo yang memang bakalan dikasih ke gue tanpa gue minta sekalipun (lucky me!) hehehe..

Balik hotel, mandi, ganti pakaian yang lebih casual lalu aktifitas gue selanjutnya adalah WA Stevi. 2 menit...10 menit....15 menit....20 menit...30 menit...40 menit belum dibalas juga, bahkan dibaca pun belum, hahaha.. Setelah menunggu 50 menitan baru dia balas dengan minta maaf karena dia baru selesai bersih-bersih sekaligus mandi dan gue bilang it's ok, no problem.. Gue tanya apa dia sudah makan malam dan menawarkan makan malam bersama, dan dia pun menerima tawaran gue cuma dia bilang dia lagi malas keluar hotel jadi ya kita hanya makan di restoran hotel saja, gue yang ke hotel dia.

Sewaktu momen makan malam inilah gue mengenal Stevi lebih banyak dan seperti yang gue bilang diawal, dia juga punya sifat "Whatever" terhadap hal-hal yang menurut dia gak penting dan bikin dia gak nyaman. Dia tipe orang yang bodo amat sama sesuatu yang mengganggu, bodo amat sama semua penilaian orang tentang dia karena dia berprinsip selama yang dia lakukan tidak mengganggu orang lain ya dia bodo amat. Gue yang mendengarkan cerita dia sambil berpikir "lah, ini anak sama kayak mantan gue,hahaha.."

Ternyata saat gue lagi mikir begitu, dia perhatiin wajah gue dan menebak kalau gue lagi mikirin sesuatu. Ya gue bilang aja tebakannya benar, dan dia nebak lagi (gue gak tahu ini cuma kebetulan atau tidak) dia nebak gue lagi mikirin pacar/mantan. Gue ketawa karena tebakan dia bener. Dia bilang ke gue, "jangan-jangan aku mirip mantan kamu lagi!" dan gue jawab dengan anggukan kepala. Ehh..Stevi malah kepo dengan mantan gue, tapi lebih tepatnya sih dia kepo tentang kriteria cewek idaman gue, so gue lebih banyak cerita ke dia tentang kriteria gue, bukan cerita tentang mantan gue,hehehe..

Ngobrol sama dia bikin lupa waktu, entah sudah berapa kali waiter restoran mengisi ulang gelas kosong kita, karena saking lamanya kita ngobrol,hehehe.. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 10 malam, gue sama dia pun akhirnya keluar dari restoran dan gue antar dia naik ke kamarnya yang ada di lantai 18, setelah itu baru gue jalan kembali ke hotel gue. (Sebenarnya dia menawarkan untuk lanjut ngobrol di kamar dia hanya saja gue tolak dengan sopan, karena gue maupun dia besok paginya harus mengejar pesawat, gue tidak mau mengganggu istirahat dia. Gue bilang sama dia kalau di jakarta nanti kita bakal sering ketemu kok :).

Sampai di hotel pun dia masih video call gue dan kita ngobrol lagi di video call sampai larut malam, sebelum video call berakhir gue janji bakal jemput dia ke hotel dan ke bandara sama-sama, sayangnya kita tidak 1 pesawat, beda maskapainya cuy, apes yah? hahaha..

Sesampainya di jakarta (gue tiba 1 jam lebih awal dari Stevi), gue tungguin dia karena memang kita janjian mau pulang bareng,hehehe.. 1 jam lebih sedikit menunggu akhirnya gue melihat sosok cantik, cerdas, sedikit manja melambaikan tangan ke gue. Setelah ketemu di bandara bukannya langsung pulang cuy, masih menemani dia makan dulu, laper banget katanya, hahaha.. Ya sudahlah, gue jadi penonton dia makan karena gue sudah makan sewaktu di pesawat tadi.

Selesai makan, kita kembali ngobrol lagi tentunya obrolannya lebih ke arah obrolan santai seperti saat makan malam, bukan tentang kerjaan tapi obrolan tentang mengenal 1 sama lain. Lalu kita pun memutuskan untuk pulang dan gue mengantar dia terlebih dahulu baru setelah itu gue pulang ke tempat gue. 

Dan sewaktu di dalam perjalanan pulang, supir taksi yang kita tumpangi mengira bahwa kita pasangan yang baru pulang bulan madu, gue dan Stevi ketawa dan parahnya nih anak malah ngomong begini ke bapak supirnya, "mohon doanya aja ya pak biar jadi ini bayinya" gue yang mendengarnya heran, kaget juga, lalu chat Stevi, "mabok mbanya? Tiba2 ngomong gitu!" Dia jawab, "biarin aja sih, siapa tahu kita bisa bulan madu beneran,hahaha.." Gue cuma geleng kepala aja melihat balasan WA Stevi. Sudah bisa ketebak dong, pak supir mengamini omongan Stevi, haduuh..nih anak ada ada saja! Hahaha..

Sesampainya di tempat Stevi, dia malah minta gue ikut turun juga, tidak usah naik taksi lagi. Alasan dia waktu itu adalah dia mau mengantar gue pulang sekalian biar dia tahu tempat tinggal gue. Tadinya gue tolak sih cuma ini anak agak memaksa jadinya ya gue ikutin kemauannya dia. Masuk rumah dia kita disambut Mamanya, mamanya tiba-tiba nyeletuk begini, "loh kak (panggilan Stevi di rumah), kamu pulang dinas kantor bawa oleh-olehnya calon mantu buat mama nih?" Dan ibu dan anak itu tertawa melihat gue yang malu-malu kucing, mesam mesem tidak jelas. Helm mana helm ?? Mau nutupin muka gue nih! Maluu..! hahaha..

Sembari menunggu Stevi menyimpan koper dan bawaan dia, gue diajak mengobrol oleh Mamanya plus disuguhi teh hangat, jadilah gue semacam bertamu ( ehh, emang gue tamu deng! Gimana sik!? Hihihi..) Obrolan standar orang tua perempuan ke teman lelaki anaknya gaes, kenal dimana, tinggal dimana, kerja dimana dan lain-lain, hehehe..

Tiba akhirnya gue harus pamit karena Stevi sudah siap untuk mengantarkan gue pulang. Gue pamit ke mamanya dan mamanya bilang, "sering-sering main kesini ya ray, jangan bosen!" Stevi langsung aja menyambar omongan Mamanya sambil bernada bercanda, "Mama, Ray itu punya aku, mama kan udah punya papa!" Dan mereka pun tertawa kembali, gue pun ikutan ketawa juga.

Selama perjalanan kita banyak ngobrol, bercanda, karaokean di mobil, sehingga kemacetan ibu kota pun tidak membuat kami stress dijalan. Sampai di tempat gue, gue persilahkan Stevi masuk dan dia dengan suka rela membantu gue membenahi koper dan bawaan gue, (duh jadi enak abang dek! Hahaha).

Hari demi hari, gue sama Stevi semakin dekat saja, ya boleh dibilang teman rasa pacar, dan gue sudah ceritakan tentang kondisi gue yang baru putus dan dia memahami kondisi gue. Gue bilang sama dia kalau gue takutnya bikin dia cuma pelarian gue saja dan gue tidak mau itu terjadi, kamu layak mendapatkan pria yang lebih siap Stev. Diluar dugaan gue, awalnya gue berpikir Stevi bakal menjauhi gue namun yang terjadi justru sebaliknya, dia jadi semakin perhatian ke gue, dia selalu ada buat gue, bahkan dia juga sesekali datang ke kantor gue buat jemput gue.

Gue pernah bertanya kenapa masih mau perhatian dan lain sebagainya dengan orang yang hatinya masih berantakan (efek putus) kayak gue ? Dia menjawab, "aku mau bantu kamu sembuhin lukamu, life must go on, right ?" Gue hanya menatapnya saja,tersenyum seraya mengucapkan terima kasih. Hidup gue sekarang lebih bermakna dan ceria kembali semenjak gue kenal Stevi. 

Dia selalu bisa mengusir bad mood gue, selalu bawelin gue kalau dia tahu gue telat makan dan banyak lagi sikap baik dia yang lainnya terhadap gue. Perlahan tapi pasti hati gue menjadi baik kembali dan itu semua berkat kamu Stevi :). Sepertinya gue dalam waktu dekat ini siap meminta kamu untuk jadi pacar Stev dan semoga saja kamu tidak akan berubah sampai saat itu tiba :) Terima kasih sudah membalut luka yang menganga di hati gue Stev :).

Gue mohon doanya ya gaes supaya gue sama Stevi bisa punya status yang lebih dari cuma sekedar Teman Dekat saja, amiin.. Terima kasih buat kalian yang sudah membaca cerita gue ini dan terima kasih sudah mengikuti cerita ini mulai dari part 1. Tetap jaga kesehatan gaes dan sampai jumpa lagi di cerita gue berikutnya.. Bye... :)







Created By: Penulis Imajinasi





Mohon sertakan alamat blog saya jika anda ingin membagi artikel ini atau memposting ulang cerita ini ke dalam website/sosial media anda. Terima kasih.


Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian dan alur cerita, itu hanyalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar