Senin, 06 April 2020

"New Ms. Whatever (Part 4...)".



Hai semuanya, apa kabar kalian semuaa ? gue kembalii, hehehe.. Gue berdoa semoga siapa pun yang sedang baca tulisan ini dalam keadaan sehat selalu, bahagia selalu, terhindar dari virus Corona yang saat ini menjadi wabah di seluruh dunia, amiin.. :)

Masih inget gue kan ? Yes, beyul ehh betul! Gue Ray. Buat yang belum tahu gimana kisah gue sebelumnya, silahkan dibaca ya mulai dari part 1 sampai part 3, hehe.. Cerita ini tuh lanjutan dari part 3 gaes, di part itu gue bercerita tentang pertemuan gue dengan seorang wanita cantik, cerdas, mandiri bernama Stevi.

Stevi ini punya 1 sifat (atau sikap?) yang mirip sama mantan terakhir gue, yaitu sifat "Whatever". Stevi tidak terlalu ambil pusing sama hal yang dia anggap tidak penting alias bodoh amat. Karena kemiripan sifat (atau sikap) ini yang menjadi alasan gue membuat part lanjutan dari cerita gue sebelumnya (part 1 dan 2), Stevi dan Sandra punya 1 sifat/sikap yang sama,hehe..

Di part sebelumnya gue ceritakan kalau gue sama Stevi semakin dekat walaupun gue belum nembak doi. Bahkan gue sedikit takjub dengan anak ini karena dia tetap mau dekat sama gue walaupun gue kasih tahu kondisi gue yang baru putus. Dia mau bantuin gue move on, hhmm..menarik juga! Hahaha...

Jujur sih, bayang-bayang Sandra masih ada di kepala gue, karena cara Sandra memperlakukan gue dulu yang bikin gue agak susah melupakan dia, dia memperlakukan gue dengan spesial sob! hehehe.. Sebenarnya sih Stevi juga memperlakukan gue dengan sangat baik kok, hanya mungkin otak gue saja yang masih menyimpan memori saat bersama Sandra jadinya terkadang gue suka membandingkan 2 wanita ini.

Gue sadar ini salah, tidak baik dan tidak adil juga buat Stevi, makanya sejak gue dekat dengan dia, gue mencoba fokus untuk memberi perhatian gue sama Stevi, tidak lagi memikirkan ataupun membandingkan dia dengan Sandra. Yaa, gue paham bahwa beda wanita, beda cara perhatiannya, ya gak? Hehehe..

Stevi, cewek mandiri tapi cengeng, hehe.. Iya, dia itu anaknya gampang nangis, misalnya saja pas gue temenin dia nonton drakor, udah deh pas adegan sedih atau haru, dia nyender dibahu gue dan nangis, nangisnya beneran mewek, banjir air mata, bukan yang cuma nangis formalitas doang, hahaha.. Huft..basah deh bahu gue, hahahaa.. Lebih parahnya lagi waktu kita nonton film yang berbau drama di bioskop, ya ampun...pas adegan sedih ehh dia nangis terisak-isak di bioskop, sampai-sampai penonton kanan kiri kita pada ngelirik, hahahaa..

Terkadang lucu sih melihat sikapnya dia, di 1 sisi ada kalanya dia nunjukin sifat mandirinya tapi di lain waktu dia tunjukin kalau dia itu cengeng, hehehe.. Disamping cengengnya, dia juga punya banyak kelebihan sih, salah 1 nya pinter masak. Ini penting nih buat gue, secara gue doyan makan, hahahaa..

Setiap main ke rumahnya pasti dimasakin deh sama dia. Oh iya, kenapa dia bebas masak karena di rumahnya Stevi punya 2 dapur. Jadi dulu papinya Stevi beli 2 rumah dempet terus dijadiin 1 makanya rumah Stevi jadinya lumayan besar dan terbagi jadi 2 ruangan besar yang terhubung dengan connecting door. Rumah sisi sebelah kanan itu untuk Stevi dan yang sebelah kiri itu untuk adiknya nanti. So makanya dia bebas masak karena masing-masing ruangan punya dapurnya sendiri.

Masakan dia menurut gue cukup enak ya walaupun ada kalanya masakannya sedikit keasinan tapi tetap gue makan kok, demi menghargai usaha dia yang sudah capek-capek masak buat gue, hehehe... Setelah beberapa bulan terakhir ini dekat dengan Stevi, gue nyaman berada di dekat dia, otak gue secara perlahan tidak lagi membanding-bandingkan dia dengan Sandra.

Setelah gue pikirkan baik-baik, gue akhirnya memutuskan untuk nembak Stevi, karena gue tidak mau hubungannya tidak jelas atau tanpa status, gestur kita berdua menurut gue sudah melebihi teman biasa, sudah teman rasa pacar, hehehe.. Dia bisa tiba-tiba ngambek cemburu saat tahu gue jalan sama teman cewek gue yang lain, begitu juga gue yang mulai ada rasa cemburu saat dia cerita kalau ada teman kantornya yang ngajak dia makan bareng setelah jam kerja.

Okeh, baiklah, saatnya penembakan, hahahaa.. Kocak sih, walaupun ini bukan pertama kalinya gue nembak cewek tapi tetap aja deg-degan anjir! hahaha..Waktu kita jalan malam mingguan, setelah selesai makan malam di 1 restoran, akhirnya gue ngomong langsung ke dia tentang keinginan gue untuk memulai hubungan baru dengan dia sebagai pacar.

Gue ngomong begini ke dia, "Stev, aku ingin kita lebih dari teman karena kalau sekedar teman cewek sih aku sudah punya, yang aku belum punya adalah seseorang yang mencintai dan menyayangiku apa adanya. Kamu bersedia tidak jadi orang yang mencintai dan menyayangiku ? Jadi pacarku ya Stev?" Asli man! Gue ngomong begitu sambil keringetan, hahaha.. Padahal mah suhu di restoran itu dingin sob! hahahaa...

Respon Stevi?? Dia diem, diem banget. Biasanya nih anak kalau pas lagi sama gue ngoceh terus, ada aja ceritanya eh pas gue tembak jadi diem sob! Semakin deg-deganlah gue, tapi gue sudah siap mental sih, apapun jawaban dari dia akan gue terima dengan ikhlas dan lapang dada. Dia diem ngeliatin gue..setelah beberapa saat dia diem, dia ngomong begini: "aku pikir kamu belum siap untuk memulai hubungan baru karena kan kamu juga baru putus. Tapi sejujurnya kalimat kamu barusan yang aku tunggu-tunggu Ray, iya..aku bersedia jadi pacar kamu :)".

Waaahh..lega gue man, hahaha.. Karena saking bahagianya gue teriak, "YES!" Cuma gue lupa kalau kita masih di restoran, alhasil pengunjung yang lain pada ngelirik ke meja kita, hahaha... Gue genggam tangan dia sembari mengucapkan terima kasih karena sudah bersedia jadi pacar gue, happy gue man! Hihihihi... Dan mulai malam itu, kita resmi jadian, hehehe..

Setelah proses penembakan itu, gue semakin lengket sama Stevi sampai-sampai adik dia ngebully kita, kata adiknya kita kayak magnet sama besi, nempeeel terus! Hahaha.. Gue juga jadi semakin sering main ke tempat dia, makin kenal sama mami papinya dia dan beberapa orang sepupu Stevi. Kalau sebelum pacaran kita ibarat teman rasa pacar, nah pada saat sudah jadi pacar Stevi itu ibarat pacar rasa istri, hehehe..

Tenang, tenang, jangan mikirin yang mesum-mesum dulu coy! hahaha... Maksud gue pacar rasa istri karena setelah jadian, dia jadi hampir setiap hari masakin gue terus dikirimin ke kantor gue buat makan siang gue, terus dia juga jadi lebih rajin bantuin gue beresin kamar gue yang acak-acakan, hahaha.. Hidup gue jadi lebih teratur sejak pacaran sama dia, dia selalu bawelin gue jangan kelamaan main game, jangan lupa mandi, beresin kamar dan lain sebagainya. Makanya gue sebut dia pacar rasa istri, hahahaa...

Gue juga serasa punya Fashion Stylist sendiri sob! Dia suka memberi saran ke gue tentang cara memadukan pakaian kerja, dia ikutan rempong waktu gue beli kemeja / celana kerja, pokoknya penampilan gue dia yang atur semuanya, bahkan beberapa item kemeja gue dia yang beliin, duh..sering-sering ya sayang, jadi enak! Hahahaa...

Tapi di sisi lain gue juga merasa seperti punya adik yang super manjaaa.. Ya gimana gak manja, buka tutup botol air mineral aja minta tolong gue, bukain kacang kulit gue juga, dia tinggal makan. Motongin ayam atau daging pas kita makan gue juga, malahan sekalian minta disuapin juga. Pernah kita sama-sama CFD-an tapi pas udah selesai dia minta gendong karena dia capek jalan, lah dikata gue gak capek juga kali ya! hahaha...

Gue tidak pernah merasa terganggu dengan sifat manja Stevi ke gue, karena gue mencoba memahami dia yang merupakan anak pertama di keluarganya, dia harus tampil kuat serta mengayomi adiknya dan adiknya juga manja sama dia. Nah, karena dia jadi tempat bermanja-manja adiknya, jadilah gue tempat pelampiasan manjanya dia tapi gue tidak masalah sih, selama itu membuat Stevi senang dan bahagia ya gue biarkan saja dia bermanja-manja ke gue, daripada dia manjanya sama cowok lain, gue yang cemburu entar,hahaha....

Yaahh..yang jelas sih, saat ini gue kembali merasakan bagaimana bahagianya dicintai oleh seorang wanita. Rasa yang tidak pernah gue dapatkan setelah gue putus dari Sandra. Stevi bukan duplikat Sandra, mereka memang 2 wanita yang sama-sama cantik, cerdas, seksi, punya 1 sifat/sikap yang mirip tapi ke 2 nya jelas berbeda secara keseluruhan. Sandra tetap akan gue ingat dan Stevi saat ini akan menjadi pusat perhatian gue, semoga saja selamanya dia akan menjadi pusat perhatian gue, amin, hehehe...

Sekian dulu cerita gue kali ini ya gaes, terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca part 4 ini. Semoga siapa saja yang belum punya pasangan segera di pertemukan dengan pasangannya dan yang saat ini sedang menjalani sebuah hubungan, langgeng terus buat kalian sampai kakek nenek, amiin..

Tetap jaga kesehatan, jaga kebersihan, pakai masker kalau harus keluar rumah dan yang terutama semoga virus Corona ini segera sirna dari muka bumi, amiin..
Sampai ketemu lagi di cerita gue selanjutnya yaaa..Bye-bye :)







Created By: Penulis Imajinasi





Mohon sertakan alamat blog saya jika anda ingin membagi artikel ini atau memposting ulang cerita ini ke dalam website/sosial media anda. Terima kasih.


Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian dan alur cerita, itu hanyalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar